Musim hujan membuat bangunan rumah kita lebih rapuh. Apakah rumah
Anda termasuk yang sering bocor saat musim hujan? Jika iya, maka Anda
harus segera mendeteksi penyebabnya. Ada beberapa penyebab kebocoran
pada atap rumah.
1. Kesalahan konstruksi
Umumnya
dipengaruhi oleh kemiringan atap yang kurang tepat. Kemiringan adalah
hal penting karena kemiringan yang tepat akan memudahkan air mengalir ke
bawah. Penutup atap genteng yang umum seharusnya memiliki kemiringan
antara 30–40 derajat. Jika kurang dari itu maka dijamin rawan bocor
akibat curah air hujan. Kemiringan kurang dari itu juga membuat genteng
rawan melorot yang juga berakibat atap menjadi bocor.
Solusi dari
masalah ini adalah dengan menata ulang kemiringan atap (alias bongkar
total), atau yang lebih murah dengan memberi lembaran pelapis anti-bocor
dari plastik atau semacamnya pada bagian bawah genteng. Dengan lapisan
ini, air masih akan bisa ditahan oleh lapisan plastik dan kemudian
dialirkan ke bawah menuju talang. Jika desain arsitektural rumah
mengharuskan kemiringan atap dibuat lebih dari 40 derajat, pilihlah
genteng yang dilengkapi lubang paku untuk mengunci kedudukan genteng
supaya tidak melorot.
2. Terlalu banyak talang
Talang
juga merupakan elemen atap yang berpotensi menimbulkan kebocoran. Entah
karena sistem penyambungnya yang tak baik atau karena materialnya rusak
termakan usia. Semakin minim jumlah talang, semakin minim juga potensi
kebocorannya.
3. Kesalahan pemasangan
Masalah
ini umumnya terjadi karena tukang bangunan kurang cermat saat
mengerjakan lokasi-lokasi atap yang rawan bocor. Misalnya saja pada
lokasi bubungan, sambungan tepi, lisplank, dan talang. Sebisa mungkin
minimalkan sambungan. Semakin sedikit sambungan, maka semakin kecil
resiko kebocoran. Jika terdapat titik-titik pertemuan antar material
atap, maka pastikan titik pertemuan itu rapat dan tidak bercelah.
Celah
dapat menimbulkan kebocoran pada atap. Demikian pula pada bagian
bubungan, yang jika dibuat terlalu tinggi maka akan rawan retak sehingga
berakibat bocor saat terkena air hujan. Solusinya adalah dengan memberi
lapisan kedap air atau talang karet pada bagian yang bocor tersebut.
Untuk mengerjakan ini, pilih tukang yang ahli dan mintalah agar mereka
hati-hati saat melakukan pengerjaan pada bagian-bagian tersebut.
4. Tak selektif memilih material
Pilihlah material atap berkualitas. Ada banyak bahan pembentuk atap, misalnya PVC, tanah
liat, bitumen, dan metal. Setiap material tersebut memiliki karakter
sendiri-sendiri. Pilihlah bahan yang tidak mudah retak, tahan panas dan
tahan terpaan angin. Satu lagi, atap yang baik adalah yang mudah dalam
pemasangan, dan tidak menyisakan celah. Genteng misalnya, untuk menahan
air hujan tentu genteng keramik lebih baik daripada genteng tanah liat, karena genteng keramik bersifat kedap air. Hal ini jelas
berpengaruh pada toleransi kemiringan yang bisa diaplikasikan pada rumah
Anda. Begitu pula dengan material yang lain semisal lembaran galvanis
dan asbes. Asbes mungkin jauh lebih murah namun daya tahan terhadap
cuaca lebih kuat lembaran galvanis.
5. Kerusakan akibat cuaca
Atap merupakan bagian dari struktur bangunan rumah
yang paling pertama diterpa perubahan cuaca, karena terpapar panas
matahari waktu musim kemarau dan terpapar air waktu musim hujan.
Betapapun kuatnya material atap rumah
anda, lama kelamaan juga akan merapuh akibat cuaca. Kerusakan atap
misalnya retak-retak pada sambungan tepi, seng yang keropos atau
berkarat, atau pudarnya warna cat pelapis pada genteng beton.
Solusi
untuk hal ini adalah dengan melakukan pemeliharaan berkala setiap tahun
untuk memperpanjang usia pakai material atap. Misalnya saja dengan
mengecat genteng beton dengan cat genteng atau menambahkan lapisan
waterproofing pada dak beton. Lapisan ini dapat diaplikasikan untuk
mencegah air merembes melalui pori-pori material atap atau celah-celah
kecil yang terdapat pada titik sambungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar