Rabu, 13 Maret 2013

Penyebab Atap Bocor dan Solusinya

Musim hujan membuat bangunan rumah kita lebih rapuh. Apakah rumah Anda termasuk yang sering bocor saat musim hujan? Jika iya, maka Anda harus segera mendeteksi penyebabnya. Ada beberapa penyebab kebocoran pada atap rumah.

1. Kesalahan konstruksi

Umumnya dipengaruhi oleh kemiringan atap yang kurang tepat. Kemiringan adalah hal penting karena kemiringan yang tepat akan memudahkan air mengalir ke bawah. Penutup atap genteng yang umum seharusnya memiliki kemiringan antara 30–40 derajat. Jika kurang dari itu maka dijamin rawan bocor akibat curah air hujan. Kemiringan kurang dari itu juga membuat genteng rawan melorot yang juga berakibat atap menjadi bocor.

Solusi dari masalah ini adalah dengan menata ulang kemiringan atap (alias bongkar total), atau yang lebih murah dengan memberi lembaran pelapis anti-bocor dari plastik atau semacamnya pada bagian bawah genteng. Dengan lapisan ini, air masih akan bisa ditahan oleh lapisan plastik dan kemudian dialirkan ke bawah menuju talang. Jika desain arsitektural rumah mengharuskan kemiringan atap dibuat lebih dari 40 derajat, pilihlah genteng yang dilengkapi lubang paku untuk mengunci kedudukan genteng
supaya tidak melorot.

2. Terlalu banyak talang

Talang juga merupakan elemen atap yang berpotensi menimbulkan kebocoran. Entah karena sistem penyambungnya yang tak baik atau karena materialnya rusak termakan usia. Semakin minim jumlah talang, semakin minim juga potensi kebocorannya.

3. Kesalahan pemasangan

Masalah ini umumnya terjadi karena tukang bangunan kurang cermat saat mengerjakan lokasi-lokasi atap yang rawan bocor. Misalnya saja pada lokasi bubungan, sambungan tepi, lisplank, dan talang. Sebisa mungkin minimalkan sambungan. Semakin sedikit sambungan, maka semakin kecil resiko kebocoran. Jika terdapat titik-titik pertemuan antar material atap, maka pastikan titik pertemuan itu rapat dan tidak bercelah.

Celah dapat menimbulkan kebocoran pada atap. Demikian pula pada bagian bubungan, yang jika dibuat terlalu tinggi maka akan rawan retak sehingga berakibat bocor saat terkena air hujan. Solusinya adalah dengan memberi lapisan kedap air atau talang karet pada bagian yang bocor tersebut. Untuk mengerjakan ini, pilih tukang yang ahli dan mintalah agar mereka hati-hati saat melakukan pengerjaan pada bagian-bagian tersebut.

4. Tak selektif memilih material

Pilihlah material atap berkualitas. Ada banyak bahan pembentuk atap, misalnya PVC, tanah liat, bitumen, dan metal. Setiap material tersebut memiliki karakter sendiri-sendiri. Pilihlah bahan yang tidak mudah retak, tahan panas dan tahan terpaan angin. Satu lagi, atap yang baik adalah yang mudah dalam pemasangan, dan tidak menyisakan celah. Genteng misalnya, untuk menahan air hujan tentu genteng keramik lebih baik daripada genteng tanah liat, karena genteng keramik bersifat kedap air. Hal ini jelas
berpengaruh pada toleransi kemiringan yang bisa diaplikasikan pada rumah Anda. Begitu pula dengan material yang lain semisal lembaran galvanis dan asbes. Asbes mungkin jauh lebih murah namun daya tahan terhadap cuaca lebih kuat lembaran galvanis.

5. Kerusakan akibat cuaca

Atap merupakan bagian dari struktur bangunan rumah yang paling pertama diterpa perubahan cuaca, karena terpapar panas matahari waktu musim kemarau dan terpapar air waktu musim hujan. Betapapun kuatnya material atap rumah anda, lama kelamaan juga akan merapuh akibat cuaca. Kerusakan atap misalnya retak-retak pada sambungan tepi, seng yang keropos atau berkarat, atau pudarnya warna cat pelapis pada genteng beton.

Solusi untuk hal ini adalah dengan melakukan pemeliharaan berkala setiap tahun untuk memperpanjang usia pakai material atap. Misalnya saja dengan mengecat genteng beton dengan cat genteng atau menambahkan lapisan waterproofing pada dak beton. Lapisan ini dapat diaplikasikan untuk mencegah air merembes melalui pori-pori material atap atau celah-celah kecil yang terdapat pada titik sambungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar