Minggu, 26 Mei 2013

Tips pemasangan genteng

Cara Pemasangan Genteng

Disamping Kualitas Genteng yang Baik dalam membangun sebuah tempat tinggal perlu tata cara pemasangan genteng yang baik. Agar hasil dan fungsi genteng itu sendiri dapat maksimal.

Dibawah ini ada beberapa cara pemasangan genteng beserta keterangannya :



















Jenis-Jenis Lampu

Jenis-jenis lampu yang biasa kita temui adalah :
 
Lampu Pijar (biasa)
Jenis lampu yang dikembangkan Thomas Alfa Edison ini memakai filamen tungsten yaitu semacam kawat pijar didalam bola kaca yang diisi gas nitrogen, argon, kripton, hidrogen dan sebagainya. Lampu ini membutuhkan lebih banyak energi dibandingkan lampu TL untuk mendapatkan tingkat terang yang sama. Lampu pijar atau bohlam biasa ini hanya bertahan 1000 jam atau untuk rata-rata pemakaian 10 jam sehari semalam, hanya bertahan kira-kira 3 – 4 bulan, dan setelah itu kita harus membeli bohlam baru.

Banyak orang menyukai menggunakan lampu pijar karena warna yang ditimbulkannya. Warna kuning lampu pijar terasa hangat. Namun yang membeli lampu pijar karena harganya yang relatif murah juga tidak sedikit. Sebaiknya kita memperhatikan bahwa lampu pijar memang murah, namun hanya bertahan 3-4 bulanan saja.
Warna cahaya lampu pijar adalah kuning
derajat suhu warna 2’500 – 2’700 K (Kelvin)
Lampu TL (Fluorescent)
Jenis lampu ini juga dikenal dengan lampu neon. Dewasa ini lampu neon bentuknya macam-macam, ada yang bentuknya memanjang biasa, bentuk spiral atau tornado, dan ada juga yang bentuk memanjang vertikal dengan fitting (bentuk pemasangan ke kap lampu) yang mirip seperti lampu pijar biasa. Lampu TL lebih hemat energi dibandingkan lampu pijar, karena lebih terang. Untuk lampu TL yang baik (merk bagus), bisa bertahan 15.000 jam atau setara dengan 10 tahun pemakaian, harganya juga sekitar 10x lampu pijar biasa. Sedangkan lampu TL yang berkualitas buruk mungkin bisa bertahan 4-6 bulan saja (dewasa ini banyak bermunculan merk lampu ‘hemat energi’ yang murah, namun kualitasnya rendah).

Lampu TL saat ini juga banyak memiliki varian dan bentuk seperti diatas dengan fitting ulir yang biasa dipakai untuk lampu bohlam biasa. 

Lampu TL yang banyak digunakan sejak dulu dengan fitting khusus untuk lampu TL yang panjang.
Dengan jumlah watt (energi listrik) yang lebih kecil, lampu TL atau neon lebih murah digunakan daripada membeli lampu pijar biasa, dan saat ini jenis lampu TL juga bervariasi baik bentuk, fitting pemasangan, serta warna cahayanya ada yang putih, kuning, dan warna lainnya. Dengan keseimbangan antara harga dan lama pemakaian, lampu TL banyak digunakan untuk penerangan toko, mall, serta tempat-tempat lain yang membutuhkan cahaya terang dan lebih hemat energi.
Warna cahaya lampu pijar adalah:
kuning (2’700 K – 3’000 K)
netral (3’500 K – 4’500 K)
putih (5’500 K – 6’500 K)
Lampu Halogen
lampu halogen biasanya memiliki reflektor (cermin dibelakangnya) untuk memperkuat cahaya yang keluar. Fittingnya biasanya khusus, namun saat ini ada pula yang dengan jenis fitting biasa.
Lampu jenis ini merupakan lampu spot yang baik. Lampu spot adalah lampu yang cahayanya mengarah ke satu area saja, misalnya lampu untuk menerangi benda seni secara terfokus. Lampu ini baik untuk digunakan sebagai penerangan taman untuk membuat kesan dramatis dari pencahayaan terpusat seperti menerangi patung, tanaman, kolam atau area lainnya. Jenis lampu ini sebenarnya merupakan lampu filamen yang sudah berhasil dikembangkan menjadi lebih terang, namun juga kebutuhan energi (watt) yang relatif sama.
Warna cahaya lampu halogen adalah:
halogen biasa: kuning 3’000 K
halogen high pressure: putih 6’000 K
Lampu LED
Lampu ini merupakan sirkuit semikonduktor yang memancarkan cahaya ketika dialiri listrik. Sifatnya berbeda dengan filamen yang harus dipijarkan (dibakar) atau lampu TL yang merupakan pijaran partikel. Lampu LED memancarkan cahaya lewat aliran listrik yang relatif tidak menghasilkan banyak panas. Karena itu lampu LED terasa dingin dipakai karena tidak menambah panas ruangan seperti lampu pijar. Lampu LED juga memiliki warna sinar yang beragam, yaitu putih, kuning, dan warna-warna lainnya.

Satu varian bentuk lampu LED, dimana bentuk lampu LED yang menggantikan bohlam bisa bermacam-macam. Yang pasti adalah lampu LED merupakan lampu berisi kumpulan LED kecil dengan warna putih atau kuning. 
Lampu LED merupakan lampu paling hemat energi diantara jenis lampu lainnya, meskipun harganya relatif mahal. Saat artikel ini dibuat, lampu LED 4 watt kualitas bagus yang setara dengan lampu pijar 25 watt, harganya masih sekitar Rp140an ribu. Meskipun demikian, lampu LED disarankan bagi Anda yang memperhatikan bahwa energi (watt) yang dipakai sangat kecil sehingga menggunakan lampu LED sama dengan menghemat listrik hingga 1/5 dari biasanya. Lampu LED juga bisa bertahan sangat lama hingga 20an tahun. Bila dibandingkan dengan menggunakan lampu pijar, maka dalam 20 tahun harus membeli  atau mengganti sekitar 60an lampu pijar. Dengan asumsi harga lampu pijar biasa adalah Rp6.000,-, maka biaya yang harus dikeluarkan dengan menggunakan lampu pijar biasa adalah Rp360.000,- tentunya lebih menarik untuk menggunakan lampu LED. Adapun saat ini, terdapat juga lampu LED sekitar 3 watt setara bohlam 20an watt ‘made in China’ yang murah meriah seharga sekitar Rp 30an ribu, namun jangka keawetannya belum dijamin dengan baik.
Warna cahaya lampu LED banyak meliputi semua warna, bisa merah, putih, hijau, biru, kuning, dan sebagainya.
Pertimbangan khusus dalam memilih lampu
Pertimbangan dalam memilih lampu yang sesuai ditentukan oleh hal-hal berikut:
1. Penggunaan lampu
Kita sebaiknya memperhatikan lampu dipakai untuk tujuan penerangan yang seperti apa, apakah lampu general (penerangan umum ruangan), penerangan setempat (misalnya lampu meja) atau lampu sorot (misalnya untuk menerangi lukisan). Jenis lampu halogen mungkin lebih sesuai sebagai lampu sorot dibandingkan lampu TL yang lebih sesuai untuk penerangan umum.
2. Fitting
Fitting merupakan cara memasang lampu berkaitan dengan tempat dudukan lampu. Lampu neon jaman dulu dikenal bentuknya panjang yang hingga sekarang masih digunakan. Bentuk fitting lampu neon yang khusus untuk lampu TL 10 watt, berbeda dengan lampu TL . Demikian juga fitting lampu halogen berbeda dengan lampu bohlam biasa, karena fitting lampu halogen biasanya terdapat colokan khusus. Dewasa ini fitting lampu banyak disesuaikan dengan fitting ulir yang biasa digunakan untuk lampu bohlam biasa. Termasuk lampu neon bisa dipasang selayaknya memasang bohlam karena memakai fitting ulir.
3. Warna cahaya
Apakah Anda lebih menyukai cahaya putih atau cahaya kuning? Dalam aspek efek cahaya, lampu putih terlihat lebih terang daripada lampu kuning, namun lampu kuning memberi efek hangat dan lebih romantis.:D

Selasa, 07 Mei 2013

Permainan cahaya lampu rumah

Agar rumah tampak lebih ‘hidup’ dan indah, gunakan permainan cahaya dari lampu yang Anda pasang.
Sebuah ruangan sebaiknya memperoleh tiga lapis cahaya agar menjadi lebih hidup dan lebih dramatis, yaitu pencahayaan umum (general lighting), pencahayaan khusus (task lighting), dan pencahayaan akses (accent lighting).
Pencahayaan umum menerangi seluruh ruangan, sehingga cahaya menyebar keseluruh ruangan. Jangan terpaku memasang lampu pada tengah plafon, Anda juga bisa menaruhnya di sepanjang tepian langit ruangan.
Sementara pencahayaan khusus menerapkan fungsi tertentu dalam sebuah ruangan, seperti lampu gantung di ruang makan, atau lampu yang dipasang di lemari pakaian. Pencahayaan akses biasanya jika Anda ingin menonjolkan objek dekoratif, seperti lukisan dan foto.
Ryan Tirta Yudhistira, Head of Country Marketing Philips Lighting Indonesia mengatakan setiap ruangan memerlukan pencahayaan yang berbeda agar penghuni rumah bisa beraktifitas dengan baik.
“Setiap ruangan memerlukan lampu yang berbeda, ramah lingkungan, dan hemat energi yang dapat mendorong datangnya inspirasi,” ujarnya.
Selain itu, lampu juga bisa berfungsi untuk memanipulasi ukuran ruang. Cahaya lampu dapat digunakan untuk menciptakan ilusi mata.
Ryan menyarankan untuk memasang lampu dinding berbentuk vertikal pada ruang dengan dinding yang pendek. Cahaya yang menyebar ke atas dan bawah lampu akan membuat ruang terkesan lebih tinggi.
Menciptakan kesan ruangan lebih tinggi juga bisa dilakukan dengan memasang standing lamp dengan arah cahaya ke atas. Cara ini akan membuat langit-langit lebih terang sehingga terkesan lebih jauh dari jangkauan.
Cermin bisa menjadi alat bantu, dengan memasang beberapa buah di satu ruangan. Cermin akan menggandakan cahaya sehigga ruang terkesan lebih terang dan lebih lapang.
Pemasangan lampu rumah sebaiknya direncanakan sejak awal dengan membuat gambar denah. Gambar posisi lampu dibandingkan dengan posisi barang perabot besar, seperti meja makan, sofa, tempat tidur, dan lemari.
Hal tersebut perlu dilakukan agar Anda bisa mengkalkulasi kebutuhan cahaya di setiap ruangan dan kebutuhan total satu rumah. Posisi lampu bisa berubah dengan fleksibel, kecuali pencahayaan umum.
Pencahayaan khusus dan pencahayaan aksen bisa mengikuti posisi perabot yang ada. Pastikan juga letak saklar dan colokan listrik terjangkau, jangan sampai ada kabel panjang menjuntai yang bisa membahayakan langkah orang lalu lalang.

Beton ekspose

Dewasa ini, tersedia banyak sekali tersedia pilihan finishing bagi sebuah bangunan. Ingin bermain dengan warna? Saat ini sudah tersedia cat oplosan dengan ribuan warna yang bisa dipilih sesuai keinginan. Ingin memaksimalkan kesan alami? Bisa dilakukan dengan mengekspose material yang dipergunakan, misalkan batu bata ekspose, batu alam ekspose, dan kayu ekspose. Jenuh dengan itu semua? Tidak ada salahnya bila kita mencoba bereksperimen dengan memilih jenis finishing yang satu ini : yaitu tanpa finishing apapun. Tanpa finishing? Betul sekali, saat ini mulai banyak arsitek yang memilih desain bangunannya untuk tampil ‘telanjang’ alias tanpa finishing apapun. Sebetulnya hal tersebut bukan barang baru, karena arsitek Tadao Ando sudah memulainya sejak tahun 1979. Tetapi di tengah banyaknya pilihan finishing yang tersedia pada saat ini, tanpa finishing justru menjadi suatu pilihan yang menarik.
Istilah beton ekspose mungkin kurang tepat, karena sebetulnya yang diekspose adalah material semen yang menjadi bahan utama untuk plesteran dan acian dinding. Setelah selesai dinding dibiarkan apa adanya tanpa finishing sedikitpun. Warna abu-abu mentah yang dihasilkan oleh semen yang telah mengering justru bisa menghasilkan nuansa yang eksotis. Karena identik dengan warna beton, maka sistem semen ekspose seperti ini biasa dikenal dengan istilah beton ekspose.
Lalu, di mana saja kita mengaplikasikan efek beton ekspose tersebut ?. Hampir pada tiap elemen bangunan, baik interior maupun eksterior. Efek beton ekspose ini bisa diaplikasikan pada bidang dinding, lantai, plafond, dan lain-lain.
Dengan material yang sama, dengan warna yang sama, bisa diperoleh beberapa jenis tekstur yang teknik yang berbeda :
  • Plesteran biasa. Setelah selesai diplester seperti biasa, dinding bata tidak diaci, melainkan dibiarkan begitu saja. Efek yang dihasilkan adalah permukaan dinding yang setengah kasar, tetapi tetap rata, karena sebelumnya plesteran sudah digosok hingga rata
  • Plesteran kamprot. Dengan teknik ini akan diperoleh bidang permukaan yang kasar dan bertekstur. Teknik ini bisa diterapkan di bidang-bidang tertentu yang dipilih menjadi aksen. Teknis pengerjaannya tentu lebih sulit daripada plesteran biasa.
  • Acian halus. Caranya sama persis dengan teknik yang biasa dilakukan pada dinding konvensional. Setelah diplester, permukaan dinding lalu diaci dengan menggunakan semen yang dicampur dengan air. Dengan cara ini akan dihasilkan permukaan yang halus, doft (tidak mengkilat), dengan warna abu-abu tua, dan tekstur yang dihasilkan oleh bekas gosokan.
  • Tali air. Untuk bidang semen ekspose yang luas, biasanya tali air diperlukan untuk memberikan aksen sehingga menghasilkan bidang-bidang yang lebih kecil. Adanya tali air ini memberikan efek seolah-olah bidang dinding tersebut terbuat dari lempengan-lempengan beton pra cetak.
Setiap teknik finishing tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari finishing beton ekspose ini antara lain adalah :
  1. Hasil akhir yang dihasilkan akan mempunyai aksen dan tekstur yang sangat menarik dan alami, apalagi bila dikombinasikan dengan permainan pencahayaan.
  2. Terhindar kemungkinan terjadinya pemilihan warna yang kurang serasi. Warna beton ekspose yang monokrom justru akan lebih menonjolkan bentuk bangunan.
  3. Mengurangi perawatan bangunan. Untuk finishing berupa cat, maka bangunan harus dicat ulang paling tidak setiap 5 tahun sekali. Untuk finishing beton ekspose cukup dibersihkan secara berkala.
  4. Mengurangi biaya pembangunan, karena menghilangkan alokasi biaya untuk finishing.
Sedangkan kelemahan dari sistem beton ekspose ini adalah :
  1. Harus mempergunakan tukang yang berpengalaman dan mempunyai skill tinggi.
  2. Kemungkinan timbulnya lumut, terutama pada material yang bertekstur kasar. Hal tersebut bisa diatasi dengan penggunaan coating berwarna clear dan doft.
Hasil akhir yang diperoleh dalam membuat material beton ekspose ini tergantung pada :
  1. Kualitas material. Material utama yang diperlukan adalah semen, pasir, dan air. Pemilihan jenis semen yang baik diperlukan untuk mendapatkan hasil yang baik pula. Pasir juga demikian, sebaiknya dipilih jenis pasir muntilan yang bersih dari tanah dan lumpur, bertekstur sedang (tidak terlalu halus dan tidak terlalu kasar). Dapat juga dipertimbangkan untuk mempergunakan semen instan yang lebih praktis, karena tinggal menuangkan campuran yang sudah tersedia dalam zak dan menambahkan air.
  2. Kemampuan tukang. Mutlak diperlukan tukang yang berpengalaman dan memiliki skill yang baik. Karena teknik beton ekspose ini identik dengan style modern minimalis-modern yang mengutamakan kerapihan, kesikuan, dan kelurusan sudut-sudut permukaan bidang.
  3. Alat yang benar. Alat-alat yang diperlukan adalah :
  • Roskam kayu. Dipergunakan untuk mengaplikasikan plester. Aplikasi plester ini setebal 8-15mm. Material kayu yang dipergunakan akan menarik pasir ke permukaan, sehingga menghasilkan tekstur yang cukup kasar. Tekstur yang agak kasar ini diperlukan untuk menempelnya acian. Jangan mempergunakan roskam besi untuk plester, hasilnya akan bergelombang, menghasilkan tekstur yang terlalu halus, menarik air semen ke permukaan, dan menyulitkan pengerjaan acian.
  • Jidar. Jidar diperlukan untuk meratakan permukaan plesteran. Jidar yang baik terbuat dari aluminium ukuran 2x5cm dengan panjang 2m. Sebaiknya, jangan mempergunakan jidar dari kayu, karena tidak bisa dijamin tingkat kelurusannya.
  • Sendok semen. Diperlukan untuk mencampur adukan semen, pasir, dan air, atau semen instan dan air.
  • Ember/Bucket. Untuk tempat pencampuran. Jangan mencampur semen di atas permukaan tanah, karena akan memungkinkan tercampurnya material-material dari luar. Mencampur di atas keramik ataupun dak beton sebaiknya juga dihindari, karena akan meninggalkan bekas yang sangat sulit dihilangkan.
  • Roskam besi. Dipergunakan untuk aplikasi acian / skimcoat. Lapisan ini biasanya setebal 1-3mm. Jangan mempergunakan roskam kayu untuk acian, karena akan menimbulkan bekas kekuningan. Alat yang sama bisa dibuat sendiri oleh tukang dengan menggunakan pipa paralon PVC yang dipotong dan diratakan.
  • Balok styrofoam atau karet. Dipergunakan untuk menggosok acian yang setengah kering, guna menghasilkan permukaan yang keras, halus, dan rata.
  • Kawat ayam dengan bingkai kayu. Kawat ayam ini diperlukan untuk membuat plesteran kasar yang disebut plester kamprot. Sebaiknya dinding yang akan dikamprot diplester rata dulu terlebih dahulu, untuk menghasilkan hasil kamprotan yang lebih baik. Lempar adukan semen ke arah dinding yang akan dikamprot dari jarak 30cm menerobos kawat ayam. Untuk menghasilkan plester kamprotan bisa diperoleh dengan teknik lain. Tempelkan dulu plesteran dengan roskam ke bidang dinding seperti biasa, tunggu setengah kering, lalu gosok dengan roskam kayu yang dilapisi kain dengan gerakan melingkar.
Selain hal-hal di atas, ada hal lain yang perlu diperhatikan pada saat pembuatan permukaan beton ekspose, yaitu :
  • Material pasir harus dicuci dan diayak
  • Campuran antara pasir dengan semen untuk plester adalah 1 : 3, atau 1 : 5
  • Dinding yang akan diplester harus diberi kepalan/kelabangan setiap jarak 1 meter, untuk acuan kelurusan dan kesikuan.
  • Sebelum dinding diplester dan diaci, pastikan seluruh instalasi listrik dan air sudah tertanam dalam bidang dinding untuk menghindari pekerjaan pembobokan ulang. Pembobokan akan menyebabkan perbedaan warna dan tekstur (belang) antara plester/acian lama dan baru.
  • Setelah dinding selesai diplester, minimal 24 jam setelahnya baru boleh dilakukan pekerjaan acian.

Teknik pengecatan

Jika akan mengecat Anda juga harus tahu bagaimana menggunakan peralatan aplikasinya seperti kuas dan roller. Bagaimana membuat takaran tepat warna cat dan kemudian mengaplikasikannya. Hal ini sangat penting karena warna cat berpengaruh pada dekorasi interior rumah, baik itu untuk ruang keluarga, kamar tidur, hingga eksterior rumah. Apalagi jika Anda berniat melakukan pengecatan sendiri.
teknik mengecat
Anda tidak perlu cemas karena pada artikel kali ini kami memberikan tips bagaimana teknik pengecatan yang benar. Lihat yuk!
Tips Aplikasi cat:
Semua orang pasti ingin mendapatkan hasil pengecatan yang bagus, tidak bermasalah, dan keindahannya tahan lama. Untuk hasil yang sempurna kita perlu melakukan langkah-langkah berikut ini:
  1. Lakukan pengamplasan untuk membuka pori-pori tembok dan bersihkan kotoran-kotoran yang menempel seperti debu, lemak, minyak, dll.
  2. Jika terdapat retak rambut atau bagian yang tidak rata gunakan plamur/dempul tembok untuk interior. Gunakan semen filler atau campuran semen dan bonding agent sebagai dempul untuk tembok eksterior.
  3. Terlebih dahulu aplikasikan cat dasar atau alkali resisting primer sebelum melapisi cat tembok. Tujuannya untuk Menahan alkali, meningkatkan daya lekat cat, meratakan penyerapan cat, dan warna lebih cepat menutup sehingga penggunaan cat lebih irit.
  4. Ikuti anjuran pemakaian dan perbandingan campuran cat dengan pengenceran yang tercantum dalam kemasan cat.
  5. Gunakan alat aplikasi yang berkualitas. Perhatikan juga peruntukannya, apakah untuk cat berbahan dasar air atau minyak.
  6. Jangan melakukan pengecatan pada saat cuaca ekstrim seperti terlalu terik, hujan deras, dan malam hari.
Dengan melakukan tips teknik aplikasi cat tersebut, Anda tidak hanya akan mendapatkan hasil akhir yang sempurna tetapi juga bisa menghemat anggaran biaya pengecatan.